BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena yang terjadi di masyarakat kita, terutama di rumah-rumah keluarga muslim semakin sepi dari bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Hal ini disebabkan karena terdesak dengan munculnya berbagai produk sains dan teknologi serta derasnya arus budaya asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur'an sehingga banyak anggota keluarga tidak bisa membaca Al-Qur'an.
Keadaan seperti ini adalah keadaan yang sangat memprihatinkan. Belum lagi masalah akhlak, akidah dan pelaksanaan ibadahnya, yang semakin hari semakin jauh dari tuntunan Rasulullah Saw.. Maka sangat diperlukan kerjasama dari semua pihak untuk mengatasinya. Yaitu mengembalikan kebiasaan membaca Al-Qur'an di rumah-rumah kaum muslimin dan membekali kaum muslimin dengan nilai-nilai Islam, sehingga bisa hidup secara Islami demi kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dunia pendidikan mengakui bahwa suatu metode pengajaran senantiasa memiliki kekuatan dan kelemahan. Keberhasilan suatu metode pengajaran sangat ditentukan oleh beberapa hal,
yaitu :
1. Kemampuan guru.
2. Siswa
3. Lingkungan.
4. Materi pelajaran.
5. Alat pelajaran.
6. Tujuan yang hendak dicapai.
Dalam mengajarkan baca tulis Al-Qur'an harus menggunakan metode. Dengan menggunaka metode yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan merata bagi siswa. Pembelajaran Al-Qur’an dilakukan secara bertahap, mulai dari mengenal huruf arab, cara membacanya dan menulis huruf tersebut. Metode pembelajaran iqra merupakan langkah awal dari pembelajaran pembacaan Al-Qur’an. Atas dasar itulah kami kami melakukan observasi terhadap pembelajaran iqra.
B. Maksud dan Tujuan
Dari berbagai kegiatan yang paling penting adalah maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Demikian pula dengan kegiatan observasi ini yang memiliki maksud dan tujuan, yaitu :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pengajaran BTQ di TK. Manbaul Ulum.
b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pengajaran BTQ di TK. Manbaul Ulum.
c. Untuk mengetahui solusi terhadap masalah-masalah dalam pelaksanaan pengajaran BTQ di TK. Maunbaul Ulum.
C. Sistematika Laporan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Sistematika Laporan
BAB II LAPORAN HASIL OBSERVASI
A. Gambaran Kondisi Objek Lokasi Observasi
B. Pelaksanaan Pengajaran BTQ
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
D. Solusi
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
BAB II
LAPORAN HASIL OBSERVASI
A. Gambaran Kondisi Objektif Lokasi Observasi
TK Manbaul Ulum berlokasi di Kampung Jamanis Desa Tanjung Mekar, Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya. Merupakan Taman Kanak-kanak yang berada di komplek pesantren dibawah Yayasan Pesantren Manbaul Ulum Bunut yang didirikan pada tahun 1997. Memiliki 4 ruangan kelas yang cukup memadai, 6 orang staf pengajar dan arena bermain. Setiap ruang terdiri dari 20 anak yang dipegang oleh 1 orang staf guru.
B. Pelaksanaan Pengajaran Baca Tulis Qur’an
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, proses pembelajaran dilakukan pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB dari hari senin hingga hari sabtu. Dalam pengajaran BTQ, guru memulai dengan klasikal pertama yang berlangsung selama 15 menit. Pada klasikal pertama terlebih dahulu guru menyiapkan kesiapan anak dan bertanya tentang pelajaran yang kemarin diberikan. Kemudian dilanjut pada privat yang berlangsung selama 85 menit. Pada pelaksanaan privat murid diarahkan untuk memperhatikan apa yang guru tulis di papan tulis yang kemudian guru ucap dengan lafal yang benar dan diikuti oleh semua murid hingga anak benar-benar fasih dan hafal. Setelah itu murid diperintah untuk menulis apa yang tertera pada papan tulis pada buku khusus menulis arab.
Sambil menunggu murid menulis guru memangil satu-persatu murid untuk mengaji di depan sesuai dengan jilidnya masing-masing. Setelah murid selesai menulis dan mengaji, guru menilai hasil tulisan murid dan kemudian membagikannya kembali. Yang terakhir yaitu klasikal kedua berlangsung selama 20 menit. Pada klasikal kedua ini guru memberikan bacaan juz’ama dan nyanyian-nyanyian yang mendidik serta memberikan pengumuman tentang apa saja yang harus dibawa besok.
Proses pengajaran berlangsung kurang kondusif, dimana para orang tua murid menunggu di depan kelas dan berbincang-bincang dengan suara yang lantang. Yang secara tidak langsung menambah kegaduhan, sehingga suasana kelas pun semakin tidak kondusif lagi. Suasana tersebut membuat guru mengalami sedikit kesulitan dalam menyampaikan materi sehingga guru harus bersuara lantang agar pengajaran lebih mendapatkan perhatian dan dapat terdengar oleh murid.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
Ada beberapa faktor pendukung dalam pengajaran BTQ di Taman Kanak-kanak ini yang kami dapat dari hasil wawancara dengan ibu Yuyun Nuraeni sebagai wakil kepala merangkap sebagai pengajar, di antaranya :
- Bangunan yang permanen
- Papan tulis, meja dan kursi
- Buku Iqra
- Tenaga pengajar yang cukup
Selain dari faktor pendukung terdapat juga faktor penghambat dalam pembelajaran BTQ, di antaranya :
- Minimnya gaji guru
- Adanya anak over aktif yang sulit untuk disuruh diam dan lebih memperhatikan guru di depan kelas
- Adanya anak pendiam yang sulit untuk diajak bergabung dengan murid yang lain
- Ruang kelas yang kurang menarik
- Ruang kelas yang sempit
- Kurangnya perhatian orang tua terhadap administrasi sekolah
D. Solusi
Solusi hasil wawancara yang kami dapat, yakni dengan mengadakan rapat bersama orang tua, dimana rapat tersebut membahas tentang administrasi sekolah yang terkadang orang tua tidak menghiraukannya. Disini kepala sekolah memberi pengertian kepada para orang tua murid mengenai pungutan administrasi sekolah yang sebenarnya bertujuan untuk membayar jasa staf guru yang sangat minim, untuk memelihara bangunan sekolah dan juga untuk kas. Uang kas tersebut digunakan oleh pihak sekolah untuk proses pendaftaran sekolah ke Departemen Agama yang hingga kini belum juga terealisasi.
Selain wawancara, pihak sekolah juga mencoba menjalin hubungan baik dengan para orang tua murid dalam mencari solusi bagi para siswa yang disekolahnya mengalami hambatan dalam menerima pelajaran, anak yang terlalu over aktif dan anak yang pendiam.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil observasi ini kami dapat menyimpulkan bahwa agar penyampaian pendidikan Islam dapat tersampaikan dengan baik pada murid perlu adanya koneksi-koneksi yang baik antara pihak sekolah dengan para orang tua murid, baik dalam bidang administrasi maupun hubungan sosial.
Dalam bidang administrasi, pihak sekolah tidak hanya memberikan fasilitas pengajaran terhadap murid tapi juga bisa mensejahterakan staf pengajar, perawatan bangunan sekolah dan kemajuan sekolah.
B. Saran
Saran kami dari hasil observasi yang telah kami laksanakan, yaitu demi segala kelancaran dalam pendidikan Islam harus terjalin hubungan yang sangat baik sehingga segala faktor penghambat yang ada bisa dengan mudah tertanggulangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar