Total Tayangan Halaman

Senin, 09 Mei 2011

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salat Ied adalah ibadah salat sunnat yang dilakukan setiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan didalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena Allah Ta'ala semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya, apabila ingin dilafalkan jangan terlalu keras sehingga mengganggu muslim lainnya.
Salat Ied termasuk dalam salat sunnat muakkad, artinya salat ini walaupun bersifat sunnat namun sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya. Untuk itu pada kesempatan ini kami akan membahas tentang Salat Ied.


B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang kami angkat hanya menyangkut pengertian, hukum, waktu dan tempat sembahyang, sunnat-sunnat dalam salat serta tatacara salat ied.

C. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, terdapat rumusan-rumusan masalah, yaitu :
a. Apa pengertian dan hukum salat ied ?
b. Kapan waktu dan tempat pelaksanaan salat ied ?
c. Sunnat apa saja dalam salat ied ?
d. Bagaimana tatacara dalam pelaksanaan salat ied ?
D. Tujuan Penulisan
Dari berbagai kegiatan yang dilakukan yang terpenting adalah tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula dengan makalah ini yang memiliki tujuan :
a. Mengetahui bagaiman hukum salat ied.
b. Mengetahui waktu dan tempat untuk melaksanakan salat ied.
c. Mengetahui sunnat salat ied,
d. Mengetahui bagaimana tatacara dalam pelaksanaan salat ied.

E. Kegunaan Penulisan
Memberikan pemahaman mengenai salat ied baik dalam hukum mengerjakannya, waktu dan tempat yang cocok untuk melaksanakannya, hal-hal yang disunahkan sebelum melaksanakannya, dan tatacara melaksanaannya. Sehingga para pembaca dan penyusun tidak lagi merasa bingung ataupun ragu daalam pelaksanaannnya.

F. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini berisikan pembahasan-pembahasan.
BAB III PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA



BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian dan Hukum Salat Ied
Salat Ied adalah ibadah salat sunnat yang dilakukan setiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat yang lain cukup diucapkan didalam hati, yang terpenting adalah niat hanya semata karena Allah Ta'ala semata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya, apabila ingin dilafalkan jangan terlalu keras sehingga mengganggu muslim lainnya.
Salat Ied termasuk dalam salat sunnat muakkad (sunnat yang lebih penting), artinya salat ini walaupun bersifat sunnat namun sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya. Karena Rasulullah SAW. tetap bersembahyang hari raya selama beliau hidup.
Firman Allah SWT :
   
   
Artinya :
1. Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].”
[1605] yang dimaksud berkorban di sini ialah menyembelih hewan qurban dan mensyukuri nikmat Allah.

Hukum tersebut berlaku tanpa terkecuali baik bagi laki-laki dan perempuan, mukim atau musafir, besar atau kecil, bahkan perempuan yang sedang berhalangan karena kotoran pun dianjurkan pergi berkumpul untuk mendengarkan khotbah (pidato), tetapi mereka tidak boleh sembahyang.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Salat Ied
Hari raya dalam islam ada dua, yaitu Hari raya lepas puasa pasa tiap-tiap tanggal satu Syawal tahun Hijriah. Dan hari raya haji, yaitu pada tiap-tiap tanggal sepuluh bulan Zulhijah tahun Hijriah.
Mula-mula Rasulullah SAW sembahyang hari raya pada tahun kedua (taun Hijriah). Sembahyang hari raya itu dua raka’at, waktunya sesudah terbit matahari sampai tergelincir matahari.
Tempat yang lebih baik dsalam melaksanakan salat ied yaitu di tanah lapang kecuali jika ada halangan seperti hujan atau sebagainya. Keterangan amal Rasulullah SAW. berkata ‘Aallamah Ibnu Al-Qaiyimi : biasanya Rasulullah SAW. melaksanakan sembahyang dua hari raya pada tempat yang dinamakan “mushala” dan tidak pernah beliau sembahyang hari raya di mesjid hanya satu kali yaitu ketika mereka kehujanan. Apalagi kalau di pandang dari sudut keadaan sembahyang hari raya itu dijadikan syi’ar dan semarak agama.
Setengah ulama berpendapat : Lebih baik dinesajid karena mesjid itu tempat yang mulia.

C. Sunnat Salat Ied
1. Pada hari raya disunnatkan mandi, dan berhias dengan memakai pakaian yang sebaik-baiknya dan menggunakan wewangian yang dimilikinya.
2. Disunnatkan makan sebelum sebelum pergisalat pada hari raya Idul Fitri, tetapi pada hari raya haji disunaatkan tidak makan kecuali setelah salat.
3. Pergi untuk mengerjakan salat dan pulangnya dari salat hendaknya mengambil jalan yang berlainan.
4. Takbiran :
Pada hari raya fitri dan haji disunnatkan membaca takbir diluar salat dan waktuya sebagai berikut :
a. Pada hari raya fitri takbir dimulai dari terbenamnya matahari hingga imam berdiri untuk mengerjakan salat hari raya.
b. Pada hari raya haji takbir dimulai dari subuh pada hari ‘Arafah (tanggal 9 Dzulhijah) dan pada tiap-tiap salat fardhu yang lima waktu pada hari tanggal tersebut.
5. Disunnatkan berjamaah. Sebagaimana terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 277 :
•        •           
Artinya :
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. 277.“

Sabda Rasulullah SAW :
أَنَّ الْجَمَا عَةَ تَفْضُلُ عَلَى الْمُفْرِدِ بِسَبْعٍ وَعِسْرِيْنَ دَ رَجَةً
Artinya :
“Sesungguhnya salat berjamaah itu melebihi salat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.”
6. Takbir tujuh kali, sesudah membaca do’a iftitah dan sebelum membaca a’uzu, pada rakaat pertama, dan pada rakaat kedua lima kali takbir sebelum membaca fatihah selain dari takbir berdiri.
7. Mengangkat kedua tangan setinggi bahu pada tiap-tiap takbir.
8. Embaca takbir diantara beberapa takbir, lafaznya :
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُلِلهِ وَلاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
9. Membaca surat Qaf sesudah fatihah di rakaat pertama dan dirakaat kedua surat Al-Qamar atau Al-Ala.
10. Menyaringkan (mengeraskan) bacaan, terkecuali makmum.
11. Khutbah dua kali sesudah salat, keadaan khutbahnya seperti dua khutbah jumat. Contoh khutbah idhul fitri :
ZAKAT FITRAH MENGGUGAH TANGGUNGJAWAB UMAT
اَلْحَمْدُلِلهِ الَّذِىْ شَرَعَ لَنَا مِنْ اَحْكَامَ دِيْنِهِ مَاهُوَكَفِيْلٌ بِالسَّعَادَةِ. وَضَامِنٌ لَنَاالْحَسْنَى وَزِيَادَةٌ. اَلْحَمْدُلِلهِ يُمِدُّنَا بِنِعَمِهِ الْمَتَـتَالِيَةِ وَتَفَضُّلاَ تِهِ السَّا بِغَةِ. لِنَشْكُرَهُ وَنَحْمَدَهُ وَنُمَجِّدَهُ وَنَعْبُدَهُ. فَمَنْ شَكَرَلَهُ اَمَدَّهُ بِخَيْرِهِ الْعَمِيْمِ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ. (لَئِنْ شَكَرْيُمْ لَاَزِيْدَنَكُمْ. وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِى لَشَدِيْدٌ).
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّهُوَعَادِلٌ حَكِيْمٌ. وَعَلِمِيْمٌ خَبِيْرٌ. يَعْلَمُ مَايَلِخجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَحْرُخُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُخُ فِيْهَا وَهُوَالرَّحِيْمُ الْغَفُوْرُ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسَوْلُهُ نَامَ وَقَامَ وَاَفْطَرَ وَصَامَ. وَجَاهَدَفِى اللهِ حَقَّ الْجِهَادِ. حَتَّى طَهُرَتِ الْنُفٌوْسُ مِنَ الرِّجْسِ وَالْوَثَنِيَّةِ. وَاسْتَنَارَتْ بِنُوْرِ الْشَّرِيْعَةِ الْاِسْلَامِيَّةِ. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِوَعَلَى اَلَهِ وَاَصْحَابِهِ خَيْرِمَنْ مَثَلُوْاالْشَّرِيْعَةَ فِى ثَوْبِ جِدَّتِهَا وَاَظْهَرُوْهَا فِى كُلِّ زِيْنَتِهَا وَبَهْجَتِهَا. رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ وَعَمَّنْ تَبِعَهَمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اُوْصِيْكُمْ عِبَادَاللهِ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ. فَاِنَّهَا شِعَارُ الْمُتَّقِيْنَ وَوَصِيَةُاللهِ لِلنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ.
اللهُ اَكْبَرُ v x ولِلهِ الْحَمْدُ.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.
Maha besar Allah. Segala puji bagi-Nya yang telah mensyari’atkan hukum agamanya kepada kita semua. Ajaran yang menjamin kebahagiaan dan kebaikan bagi kita semua di dunia dan akhirat.
Segala puji bagi Allah yang telah mengabadikan kenikmatan yang terus menerus tiada hentinya yang sepatutnya kita syukuri. Kita puji Allah dan kita abdikan diri kita kepadaNya. Siapa yang tahu berterima kasih, Allah akan mengabadikan kebaikannya sebanyak-banyaknya, dan siapa yang kufur, Allah Maha kaya akan seluruh alam.
Allahu Akbar 3 x
Alhamdulillah, pada hari ini kita semua dapat mengumandangkan kembali takbir dan tahmid sebagai pernyataan menyerahkan diri pada Tuhan pencipta. Gemuruhlah suara takbir diseluruh pelodok dunia, diucapkan oleh ratusan juta umat dengan penuh keyakinan akan Maha besar Allah.
Sebulan lamanya kita telah tunaikan perintah Allah berpuasa pada bulan Ramadhan. Berpuasa dengan mengharapkan ridha Allah, yang mudah-mudahan puasa kita berbekas dalam hati nurani, sehingga meningkatkan keyakinan kita pada Tuhan.
Puasa sebulan yang baru kita lalui, hendaknya mempunyai kesan dan bekas pada diri kita semua. Bekas dan kesan dari usaha pembinaan diri dan memperkuat iman. Sebagaimana Syekh Muh. Abduh mengatakan :
“kesan dan bekasnya terlukiskan dalam pola tingkah laku sehari-hari, menyebabkan dirinya sebagai penguasa bagi dirinya sendiri. Hidupnya cocok dan serasi dengan ajaran Allah tak telintas dalam hatinya untuk tunduk pada kemauan nafsu.”
Terbinalah dirinya, kokoh kuatlah imannya. Dirinya takluk pada peraturan Maha Besar, nafsunya dikalahkan oleh rasa tauhidnya, hati nuraninya menolak godaan syetan.
Allahu Akbar 3 x
Ibadah puasa adalah ibadah yang langsung hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan Tuhan. Puasa antara lain mengadung ajaran : mendidik disiplin, mengatur diri untuk tetap hidup teratur, merasakan apa yang dirasakan orang lain. Puasa mengingatkan kita akan tugas hidup di dunia.
Hari ini kita nyatakan rasa bahagia dan kita jadikan titik tolak meningkatkan rasa kasih ke seluruh umat. Kita lepaskan umat dari cengkaraman lapar dan menciptakan rasa aman bagi semua. Usaha apa yang serempak kita lakukan?. Sebelum kita tunaikan salat ied ini, telah kita tunaikan perintah Allah untuk mengeluarkan zakat fitrah yang disebut juga zakat jiwa.
Hari ini kita tunaikan ibadah badaniyah sekaligus dengan ibadah amaliyah (menyucikan rohani) jasmani dari kotornya harta yang tidak kita sadari cara-cara memperolehnya. Betapa besar hikmat yang terkandung di dalam ajaran fitrahnya.
Hikmat apalagi yang ada di dalamnya?
Dalam kehidupan rutine, yang hampir-hampir hidup ini telah berjalan secara otomatis sering kita lupa akan diri kita sendiri dan orang-orang yang menjadi tanggung jawab kita. Islam menunjukan jalan (janganlah asyik pada hidup yang rutine) minimal 1 tahun sekali menyadarkan tanggung jawab orangtua terhadap anak buahnya. Sejak pagi awal ramadhan, orangtua harus menghitung-hitung berapa sebenarnya jumlah tanggungannya berapa liter beras untuk zakat fitrah yang wajib ia keluarkan pada hari ini? disamping biaya lain-lainnya yang harus ia keluarkan. Lebih jauh lagi diharapkan bertanya pada diri sendiri : Adakah ia memikirkan hari depan anak-anaknya bagi tegakny ajaran islam sampai yaumul akhir? Bagaimanakah pendidikan anak-anak tunas muda dalam kemelut krisis moral dewasa ini? Adakah anak kita sudah disiapkan untuk menjadi penerus tegaknya islam di seluruh dunia ini?
Hari ini kita disadarkan untuk memikirkannya.
Allahu Akbar 3 x
Kewajiban mengeluarkan zakat fitrah mengingatkan orang tua untuk memasukan anaknya dalam bidang group muslim walaupun yang baru dilahirkan pada hari ini hendaknya dihitung sebagai bilangan kaum muslimin.untuk pertamakalinya si anak dikenalkan akan kewajiban, dan bukan pada hak, islam tidak mendahulukan hak, tapi islam menggugah umatnya untuk pertamakali melakukan kewajiban.
Orangtua mempunyai tanggung jawab kudrati untuk menciptakan religious sentiment (mengIslamkan anak sejak lahirnya). Orangtua yang pertama kali membawa anak dalam kehidupan islam, melalui proses sosialisasi anak, menyadarkan kewajiban terhadap Tuhan dan orang lain, dilandasi rasa kasih sayang orangtua.
Demikianlah atas bimbingan orang tua, melalui zakat fitrah yang baru kita keluarkan, si anak menghayati islam sebagai milik sendiri yang harus dipertahankan dan dibela.
Satu harapan dalam khotbah ini untuk direnungkan dan dijawab oleh kita masing-masing umat islam : Siapa penerus aqidah yang selama in kita pegang? Adakah kita telah mempersiapkan generasi muda untuk itu?
Mudah-mudahan kemelut demoralisasi dan kegetiran hidup di masa depan dapat teratasi karena kesadaran orangtua di masa kini.
Dengan kerendahan hati, marilah kita semua berdo’a kepada Allah SWT.
Wahai Tuhan kami, terimalah segala puji kami. Masukkanlah kami kedalam kelompok orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
Wahai Tuhan kami, jadikanlah anak cucu kami penerus agama yang benar satu-satunya, penegak takbir dan tahmid di masa mendatang.
Kami mengharap ampunanMu atas dosa-dosa yang telah kami buat, yang tidak kami sadari ataupu ketahui.
Jangan Engkau mengaburkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk. Berilah kami rahmat karuniaMu wahai pemberi rahmat.
Wahai Tuhan kami, jadikanlah shaum kami sebagai amal yang dapat meningkatkan diri kamu untuk lebih bertaqwa kepadaMu.
Ya Allah Tuhan kami, ampunilah dosa kami, ibi bapa kami dan berilah rahmat da karuniaMu kepada ibu bapa kami yang telah memelihara dan mendidik kami sejak kecil.
Hindarkanlah kami dari jurang kesesatan, berilah kami kekuatan untuk menghancurkan leburkan kemaksiatan di dunia ini.
Amin ya Robbal’Alamin.
12. Hendaklah dimulai khutbah pertama dengan takbir sembilan kali.
13. Hendaklah dalam khutbah hari raya idhul fitri itu diadakan penerangan tentang zakat fitrah, dan pada hari raya haji, diadakan penerangan tentang hukum-hukum kurban.

D. Tatacara Salat Ied
Cara mengerjakannya :
a. Pada pagi hari sesudah kita menunaikan salat subuh dan sesudah kita mandi sunnat hari raya, lalu berangkatlah menuju mesjid atau tanah lapang dengan memperbanyak mengucapkan takbir.
b. Setelah tiba dimesjid, maka sebelum duduk salat tahiyatul mesjid dua raka’at. Kalau ditanah lapang tidak ada tahiyatul mesjid, hanya duduklah dengan ikut mengulang-ulang bacaan takbir sampai salat ied itu dimulai.
c. Lafaz/niatnya ialah sebagai berikut :
d. Pada raka’at pertama : sesudah niat mula-mula membaca takbiratulihram kemudian membaca do’a iftitah, selanjutnya takbir 7 kali dan setiap habis takbir disunnatkan membaca :
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُلِلهِ وَلاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Kemudian membaca surat Al-fatihah dan disambug dengan membaca surat yang disukai, dan lebih utama surat Qaf atau surat Al-a’la.
e. Pada raka’at kedua sudah berdiri membaca takbir 5 kali, dan setiap takbir disunnatkan membaca tasbih seperti pada raka’at pertama. Kemudian membaca surat Al-fatihah dan diteruskan dengan bacaan surat Al-Ghasyiah. Bacaan itu dengan suara yang nyaring. Imam menyaringkan suaranya, sedangkanma’mum tidak nyaring.
f. Shalat ini dikerjakan dua raka’at dan dilakukan sebagaimana salat-salat yang lain.
g. Khutbah dilakukan sesudah salat ied dua kali, yaitu pada khutbah pertama membaca takbir 9 kali dan pada khutbah kedua membaca takbir 7 kali dan pembacanya harus berturut-turut.
h. Hendaknya dalam khutbah idhul fitri berisi penerangan tentang zakat fitrah dan pada hari raya haji berisi penerangan tentang ibadah haji dan hukum berkurban.



















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Waktu salat ied dimulai dari terbit matahari sampai tergelincirnya. Kedua salat hari raya tersebut hukumnya sunnat muakad bagi laki-laki dan perempuan, mukmim dan musafir. Boleh dikerjakan sendirian dan sebaiknya dilakukan berjama’ah.
Tempat yang lebih baik dsalam melaksanakan salat ied yaitu di tanah lapang kecuali jika ada halangan seperti hujan atau sebagainya. Keterangan amal Rasulullah SAW. berkata ‘Aallamah Ibnu Al-Qaiyimi : biasanya Rasulullah SAW. melaksanakan sembahyang dua hari raya pada tempat yang dinamakan “mushala” dan tidak pernah beliau sembahyang hari raya di mesjid hanya satu kali yaitu ketika mereka kehujanan. Apalagi kalau di pandang dari sudut keadaan sembahyang hari raya itu dijadikan syi’ar dan semarak agama.
Sunnat Salat Ied, diantaranya :
1. Pada hari raya disunnatkan mandi, dan berhias dengan memakai pakaian yang sebaik-baiknya dan menggunakan wewangian yang dimilikinya.
2. Disunnatkan makan sebelum sebelum pergisalat pada hari raya Idul Fitri, tetapi pada hari raya haji disunaatkan tidak makan kecuali setelah salat.
3. Pergi untuk mengerjakan salat dan pulangnya dari salat hendaknya mengambil jalan yang berlainan.
4. Takbiran :
5. Disunnatkan berjamaah.
6. Takbir tujuh kali, sesudah membaca do’a iftitah dan sebelum membaca a’uzu, pada rakaat pertama, dan pada rakaat kedua lima kali takbir sebelum membaca fatihah selain dari takbir berdiri.
7. Mengangkat kedua tangan setinggi bahu pada tiap-tiap takbir.
8. Membaca takbir diantara beberapa takbir.
9. Membaca surat Qaf sesudah fatihah di rakaat pertama dan dirakaat kedua surat Al-Qamar atau Al-Ala.
10. Menyaringkan (mengeraskan) bacaan, terkecuali makmum.
11. Khutbah dua kali sesudah salat, keadaan khutbahnya seperti dua khutbah jumat.
12. Hendaklah dimulai khutbah pertama dengan takbir sembilan kali.
13. Hendaklah dalam khutbah hari raya idhul fitri itu diadakan penerangan tentang zakat fitrah, dan pada hari raya haji, diadakan penerangan tentang hukum-hukum kurban.
Cara mengerjakannya :
a. Pada pagi hari sesudah kita menunaikan salat subuh dan sesudah kita mandi sunnat hari raya, lalu berangkatlah menuju mesjid atau tanah lapang dengan memperbanyak mengucapkan takbir.
b. Setelah tiba dimesjid, maka sebelum duduk salat tahiyatul mesjid dua raka’at. Kalau ditanah lapang tidak ada tahiyatul mesjid, hanya duduklah dengan ikut mengulang-ulang bacaan takbir sampai salat ied itu dimulai.
c. Lafaz/niatnya ialah sebagai berikut :
d. Pada raka’at pertama : sesudah niat mula-mula membaca takbiratulihram kemudian membaca do’a iftitah, selanjutnya takbir 7 kali dan setiap habis takbir disunnatkan membaca :
Kemudian membaca surat Al-fatihah dan disambug dengan membaca surat yang disukai, dan lebih utama surat Qaf atau surat Al-a’la.
e. Pada raka’at kedua sudah berdiri membaca takbir 5 kali, dan setiap takbir disunnatkan membaca tasbih seperti pada raka’at pertama. Kemudian membaca surat Al-fatihah dan diteruskan dengan bacaan surat Al-Ghasyiah. Bacaan itu dengan suara yang nyaring. Imam menyaringkan suaranya, sedangkanma’mum tidak nyaring.
f. Shalat ini dikerjakan dua raka’at dan dilakukan sebagaimana salat-salat yang lain.
g. Khutbah dilakukan sesudah salat ied dua kali, yaitu pada khutbah pertama membaca takbir 9 kali dan pada khutbah kedua membaca takbir 7 kali dan pembacanya harus berturut-turut. Hendaknya dalam khutbah idhul fitri berisi penerangan tentang zakat fitrah dan pada hari raya haji berisi penerangan tentang ibadah haji dan hukum berkurban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar